Ketika
Allah telah menurunkan hidayah-Nya, kekuatan sebesar apapun takkan
sanggup menahan. Begitu juga yang terjadi pada Sobat satu ini.
Kedahsyatan Al-Qur’an telah ‘mengembalikan’nya pada fitrah Islam.
Namanya Franklin Taveras II, warga Amerika keturunan
Dominika-Puerto Rico. Bulan Mei 2005, cowok kelahiran Queens, New York, 6
September 1985 ini resmi menjadi muslim.
Beberapa bulan lalu Frank adalah misionaris
yang sangat gigih menyebarkan agamanya di sekolah. Hingga suatu hari,
ia mendapati di sekolahnya ternyata banyak orang Islam. Semangatnya
menggelora untuk menyebarkan agamanya kepada mereka yang dianggap kaum
sesat itu. Tapi untuk menyebarkan, tidak mungkin tanpa mengetahui
sedikit latar belakang mereka. Maka Frank pun mencari tahu tentang
Muslim dan apa keyakinan mereka. Ia juga memperoleh Al-Qur’an, dibacanya
habis-habisan. Hanya seminggu membaca Al-Qur’an hatinya gelisah dan
ingin mencari lebih jauh tentang Islam.
Allah pun mempertemukan Frank dengan beberapa muslim, juga Ustadz Syamsi Ali, Imam Masjid New York asal Indonesia. Dengan hati yang ikhlas dan linangan airmata, Frank pun mengucap syahadah dibimbing Ustadz Syamsi.
Selesai sampai di situ? Tidak. Frank pun
berjanji menebus semangat lalunya menyebar agama lama dengan semangat
membara untuk menyebarkan Islam. Dalam waktu singkat, anak kedua dari
Franklin (senior) dan Carmen Taveras ini juga berhasil membawa tiga
orang teman barunya ke “Islamic Forum for non Muslims” yang diadakan di
Islamic Center of New York setiap Sabtu. Alhamdulillah, atas hidayah
Allah, ketiga teman Frank tersebut juga mengucap syahadah. Subhanallah,
Allahu Akbar. Hingga kini Frank pun terus berdakwah, menyebarkan Islam.
Melalui e-mail, Republika berbincang dengan Frank yang baru lulus high
school. SMA-nya ini berlokasi di New York City, tak jauh dari WTC, dan
Frank ada di sana saat menara kembar tersebut runtuh pada 11 September
2001.
Bisa cerita perjalanan kamu menjadi muslim?
Al-Qur’an adalah alasan utama saya
menjadi muslim. Al-Qur’an menyatakan kebenaran pada saya, tentang Allah
dan banyak hal. Saya benar-benar tertarik sejak pertama kali membacanya.
Saat itu sebenarnya saya sedang taat-taatnya pada agama saya yang lama
dan menjadi pastur muda di sekolah. Saat menyadari ada banyak muslim
(juga agama lain), saya memutuskan untuk mempelajari beragam tipe agama,
sehingga bila saya ditanya tentang agama lain saya dapat menjelaskan.
Saya sempat menonton film Malcolm X, pada bagian saat Malcolm shalat.
Kemudian saya sempat mengalami depresi
seminggu setelah dibaptis. Saya seperti kehilangan kepercayaan pada
Tuhan dan ingin melupakan-Nya. Saat itu adalah bulan terburuk dalam
hidup saya. I wanted revenge on God, for making me so confused. Lalu
saya ingat film Malcolm X saat dia shalat, saya pun pergi membeli film
tersebut. Film tersebut sangat menginspirasi saya untuk lebih jauh
mengenal Islam. Saya juga mendapat Al-Qur’an dari internet dan
membacanya. I loved the way Islam was, everything I believed in since I
was younger was all in Islam. Contohnya, pria disunnahkan memelihara
jenggot dan wanita harus menutup aurat (di sini–New York–sebagian besar
wanita seperti mengiklankan tubuh mereka pada pria). Al-Qur’an sangat
ajaib, apa yang ada di kepala saya, semua bisa terjawab. Yang aneh,
selama dua minggu mempelajari Islam, saya menjadi sangat emosional dan
tidak dapat mengerjakan film tentang Jesus yang sedang saya buat
(Franklin mengambil studi film, red.). And on top of that, I lost all of my Christian friends,
karena mereka melihat saya mempelajari Al-Qur’an. Saya biarkan saja,
dan yakin hanya Tuhan yang dapat menolong saya. Saya berdoa, ‘Tuhan,
tunjukkan saya agama yang benar’.
Setelah berdoa saya bertemu seorang
muslim. Dia memberi tahu tentang Islam. Lalu saya bertemu dengan muslim
yang lain, ini terjadi hingga lima kali. Saya juga bertemu dengan
seorang muslim bernama Adam, dan belum pernah melihat dia sebelumnya.
Dia berjanji menemui saya dekat sebuah masjid. Saya pun memutuskan pergi
ke masjid, dan melihat ada beragam muslim di sana. Kebanyakan orang
Arab dan kulit hitam. Saya pikir ini adalah agama untuk orang Timur,
bukan buat saya. Saya kaget ketika melihat Adam, ternyata ia berkulit
putih! Setelah shalat, Adam mengenalkan saya pada Imam masjid. Saya
berdebat dengan Imam dan dua orang lainnya selama 3 jam, dan akhirnya
saya menerima penjelasan mereka. Saya mengucap syahadah seminggu
kemudian.
Gimana perasaan kamu setelah memeluk Islam?
Pada awalnya saya banyak bertanya tentang
Islam. Saya telah menjadi muslim, dan menerima ajarannya serta apa yang
Allah katakan dalam Qur’an, tapi saya tetap mencari hal yang melenceng,
karena jika saya menemukan satu saja hal yang melenceng dalam Qur’an,
maka saya dapat membuktikan bahwa Qur’an salah. But it’s impossible.
Saya masuk Islam karena hidayah Allah, dan nggak ada seorang pun yang
dapat mencegahnya. banyak keajaiban dalam Al-Qur’an.
Ada masalah nggak setelah kamu masuk Islam? Gimana dengan keluarga, teman, dan lingkungan sekitar kamu?
Keluarga tidak tahu tentang keislaman
saya, tapi mereka melihat bahwa saya lebih relijius. Saya ingat
perkataan Imam Syamsi bahwa ‘ketika seseorang masuk Islam, maka mereka
harus memberikan kesan yang baik terhadap keluarganya’. Jadi untuk
seseorang yang baru masuk Islam atau berniat masuk ke dalam agama Allah,
cara terbaik keluarga dan teman-teman tahu adalah dengan mengubah
kebiasaan kita, menjadi orang yang lebih baik, berhenti melakukan hal
buruk yang pernah dilakukan, jadi keluarga dan teman-teman melihat
sendiri bahwa kita lebih baik dibanding sebelumnya. Orangtua saya belum
tahu bahwa saya muslim, tapi insyaAllah saya akan memberitahu melalui
majalah ini. Sedangkan teman-teman, saya kehilangan banyak setelah
menjadi muslim. Saya juga kehilangan relasi saya dalam film. Saya sedang
membuat film tentang Yesus saat itu.
Kamu tertarik sekali ya pada bidang film. Apa kamu punya rencana membuat film yang berhubungan dengan Islam?
Saya memang berencana membuat film dan
juga komik islami. Islam berkembang pesat di negara ini dan saya percaya
ini adalah tanda-tanda dari Allah bahwa hari akhir zaman akan datang
tak lama lagi, juga banyak keajaiban dalam Al-Qur’an yang telah terjadi.
Allah sedang menyelamatkan sebanyak mungkin manusia dari neraka, tapi
itu tergantung juga bagaimana seorang muslim ikut menyebarkan. Saya
ingin Islam dikenal lebih baik di negara ini (Amerika), dan saya ingin
membuat film tentang Yesus (Nabi Isa); bahwa dia tidak mati, juga film
tentang masa muda Nabi Muhammad. If Allah wills, he will use me to do this task, for I trust in him, let Allah guide us all.
Kamu punya saran untuk orang yang ingin mempelajari Islam?
Buat saya Islam adalah lingkaran yang
tiada habisnya. Saya ingin tahu lebih banyak, tapi semakin saya belajar
semakin sedikit yang saya tahu. Ini membuat saya mengira-ngira; apalagi
yang tidak saya tahu? So I want to know more. Tanda-tanda dari Allah
sudah jelas, jadi saya sarankan untuk melihat keajaiban Al-Qur’an dan
membandingkannya dengan Injil atau Taurat– yang juga kitab dari Allah
tapi telah diselewengkan manusia. Read the Qur’an, if God doesn’t tell
you through it, or give your clear signs then Islam is false religion.
Apa pendapat kamu tentang Indonesia?
Yang saya tahu Indonesia berpenduduk 88%
muslim, pertanyaan saya; mengapa bukan 100%? Pasti sebagian muslim tidak
menjalankan tugas mereka. Setiap muslim harus mengambil bagian dalam
dakwah Islam, paling tidak membawa satu orang menjadi muslim. Jika
seorang muslim telah berusaha dan tidak mendapatkan satu pun pengikut
sebelum dia mati, maka Allah akan memberi reward. Muslim di Indonesia
dapat menyebarkan Islam melalui internet, but please know what you are
talking about and do not speak if you don’t know the answer, because
blasphemy is a great sin.
Biodata:
Name: Franklin “Isa-Ali” Taveras II (Isa-Ali is my Muslim name)
Place/Date of Birth: New York, Queens, Sept 6, 1985
Nationality: Half Dominican and half Puerto Rican
Education: High School: Art and Design located in the New York City, I was there when the Towers fell (9/11). I currently attend Five Towns College studing film making.
Hobby: Drawing, reading working on my comics and script/screen play.
Place/Date of Birth: New York, Queens, Sept 6, 1985
Nationality: Half Dominican and half Puerto Rican
Education: High School: Art and Design located in the New York City, I was there when the Towers fell (9/11). I currently attend Five Towns College studing film making.
Hobby: Drawing, reading working on my comics and script/screen play.
No comments:
Post a Comment