Mikhail Chernovska
adalah seorang Yahudi Ekstrimis yang menyatakan keislamannya,
mengungkapkan semangatnya ingin melihat Khilafah islamiyyah tegak dengan
Al-Quds sebagai ibukotanya. “Sungguh aku telah mendapat petunjuk.
Sebabnya hanya satu, karena aku ingin mencari kebenaran” ungkap Mikhail.
Hal ini dismapaikan oleh situs harakatut tauhid Al-islamy selasa 8
November 2011.
Mikhail memiliki nama hijrah Muhammad
Al-Mahdi mirip dengan nama seorang imam yang dijanjikan Rasulullah SAW
di akhir zaman yang akan membawa keadilan dengan menegakkan Dinullah
dimuka bumi. Mahdi adalah seorang Yahudi yang berasal dari Azerberijan
yang kemudian hijrah ke Palestina setelah masuk Islam.
Tempat tinggal Mahdi sekarang tepat di kota
Hebron tepi barat. Ia lahir di baku, Azerbeijan 37 tahun yang lalu.
Pria asal Azerbeijan ini hidup di tengah-tengah keluarga yang ekstrim.
Ia hijrah ke Israel pada awal 90an.
….“Sungguh aku telah mendapat petunjuk. Sebabnya hanya satu, karena aku ingin mencari kebenaran”….
Hebron adalah tempat pembantaian seorang
Yahudi radikal, Baruch Goldstein, di gua para leluhur. Pada saat itu ada
sekitar 29 muslim yang merasakan pengaruh dari pembantaian tersebut.
maka bersamaan itu Mahdi memutuskan untuk pindah ke pemukiman Kiryat
Arba, dimana dia tinggal bersama pahlawan dalam pandangannya pada waktu
itu, Goldstein, dan bergabung dengan pemukim ekstremis.
Dia menambahkan bahwa diskusi agama dan
filsafat dengan seorang Palestina yang memiliki Kraja, untuk memperbaiki
mobil di Hebron, membuatnya meninjau pandanganya secara bertahap,
hingga masuk Islam dan kembali ke Baku dalam rangka menikahi seorang
Muslimah. Mahdi mengungkapkan bahwa ia mendapatkan sambutan yang hangat
dari tetangganya yang baru di Hebron, meskipun darahnya Yahudi.
….Ia sangat bersemangat untuk melihat Khilafah Islamiyyah tegak dengan Al-Qus sebagi ibukotanya….
Ia mengungkapkan kepada koresponden AFP
saat mengunjunginya di rumah “Aku dulu pemukim ekstrimis dan bermusuhan
dengan mereka, tapi mereka memperlakukan aku seperti seorang kakak bagi
saya dan menawarkan bantuan” kenang Muhammad Al-Mahdi. Fakta yang
mengacu pada kehidupan Mahdi, di Kiryat arba, seolah-olah tidak mungkin,
setelah ia masuk islam dan menikah dengan Sabina muslimah. Yang
memiliki 4 anak setelah hidup bersamanya. “Parta pemukim menyerang saya
beberapa kali, dan melemparkan batu di rumah saya, dan menulis
slogan-slogan di dinding mengundang saya untuk meninggalkan tempat itu”
ujar pria berusia 37 tahun itu.
Dia menambahkan “Kemanapun kita pergi
kita mengalami pelecehan, karena istri saya mengenakan jilbab, dan
berulang kali dipertanyakan oleh pasukan keamanan, tapi yang aku peduli
adalah bahwa anak-anakku hari ini adalah Muslim, dan mengikuti agama
yang telah aku pilih”. Ia sangat bersemangat untuk melihat Khilafah
Islamiyyah tegak dengan Al-Qus sebagai ibukotanya.
Ia menegaskan:”Saya menyadari bahwa agama
Yahudi ada banyak yang kontradiksi, dan bahwa Islam adalah agama
kebijaksanaan dan kebenaran, saya telah mendapat petunjuk karena saya
mencari kebenaran, itulah satu-satunya penyebab keislamanku” tandas
Al-Mahdi seraya mengakui kebaikan temannya Zalloum, pemilik Karaj, yang
telah menjadi sebab ia mendapatkan hidayah.
Zalloum mengakui bahwa sejak awal mengnal
Mikhail yang mucul dalam [persepsinya adalah Mikhail orang yang baik
tidak seperti pemukim kebanyakan di Kiryat Arba. Ia sering berdialog
masalah agama dan filsafat dengan Mikhail sampai suatu saat ia berkata
pada Mikhail:”Kalau tidak aku menjadi Yahudi melalui kamu, kamu yang
masul Islam melalui aku, setelah enam bulan diskusi, akhirnya ia
mendapatkan hidayah masuk Islam” ungkap Zalloum.
Zalloum menambahkan:” Memang benar bahwa
Michael menjadi Muhammad al-Mahdi, namun ia tidak bisa melepaskan semua
Budaya Yahudi, Fushm Bintang Daud di salah satu tangannya akan
mengingatkan bahwa dia adalah seorang Yahudi, meskipun ia melanjutkan
hari pada kinerja dari shalat wajib tepat waktu dan membaca Al-Quran”. (voa-islam)
No comments:
Post a Comment